Minggu, 17 November 2013

kebaya jawa timur



Sebelumnya baca dulu tentang Trend Kebaya Modern. Sejarah kebaya bermula dari bentuk paling awal dari Kebaya berasal dari istana Kerajaan Majapahit di Jawa dan sebagai sarana untuk memadukan Kemban perempuan yang ada, torso bungkus dari para wanita aristokrat menjadi lebih sederhana dan dapat diterima oleh agama Islam yang baru diadopsi. Aceh, Riau dan Johor Kerajaan dan Sumatera Utara mengadopsi kebaya gaya Jawa sebagai sarana ekspresi sosial status dengan tuan Jawa lebih alus atau halus.
Nama Kebaya sebagai jenis pakaian tertentu yang dicatat oleh Portugis ketika mereka mendarat di Indonesia. Kebaya dikaitkan dengan jenis blus dipakai oleh perempuan Indonesia di abad ke-15 atau 16. Sebelum 1600, kebaya di pulau Jawa dianggap sebagai pakaian suci untuk dikenakan hanya oleh keluarga kerajaan, aristokrat (bangsawan) dan bangsawan kecil, dalam era ketika petani pria dan wanita yang berjalan publik bertelanjang dada. Perlahan-lahan secara alami menyebar ke daerah-daerah tetangga melalui interaksi perdagangan, diplomasi dan sosial ke Malaka, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Kesultanan Sulu dan Mindanao, kebaya Jawa seperti yang ada sekarang yang dicatat oleh Raffles dalam 1817, sebagai sutra, brokat dan beludru, dengan pembukaan pusat blus diikat oleh bros, bukan tombol dan tombol-lubang di atas tubuh bungkus kemben, yang kain (dan meter kain pisahkan bungkus beberapa lama keliru diberi istilah 'sarung di Bahasa Inggris (aksen (sarung Malaysia: sarung) dijahit untuk membentuk tabung, seperti pakaian Barat) Setelah ratusan tahun akulturasi daerah, pakaian telah menjadi ekspresi yang sangat lokal dari budaya etnis, kesenian dan tradisi menjahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar